Rabu, 28 Agustus 2013

Ajari aku


Boleh aku merasa sakit? Untuk apa? Untuk rasa sakit yang aku rasa ketika kamu telah bahagia melepasku :') 
Boleh aku menangis? Untuk apa? Untuk menghilangkan rasa yang terlalu sesak didada ini yang selama ini aku tahan dihadapan orang banyak agar aku dikatakan sebagai  wanita tegar :') 
Boleh aku memintamu kembali? Untuk apa? Untuk menghilangkan  kerinduanku yang begitu dalam selama kau tinggalkan aku tanpa kabar  :') 

Bodoh ya aku? Masih mengharapkan kamu tuan, yang sekarang telah bahagia dengan kehidupan barumu tanpa aku, bahkan terlihat sangat bahagia dibanding bersamaku dulu.... 
Tuan, ajari aku tentang kehebatanmu dalam perihal menyembunyikan rindu, yg engkau asingkan jauh didalam sebuah kenangan, atau yang sudah permanent engkau hilangkan.... 
Iya, ajari aku ketika waktu memberi kesempatan kepada kita untuk bertemu, jangan lupa ajari aku perihal kehebatan dalam menyembunyikan rindu itu ya tuan :) 

Salam rindu untukmu yang tak lagi merindukan aku :') 

Sabtu, 10 Agustus 2013

November

November..

Apa yang terlintas oleh mu disaat mendengar bulan ini? Bila pertanyaan itu kau kembalikan kepadaku aku telah mencatat dalam buku bersampul warna merah muda bergambar kupu-kupu ku, tentang daftar yang ingin aku lakukan dibulan ini.... 

Ya, dengan kuberi judul..
" Kalender seorang gadis untuk bulan November " 
Bulan dimana aku ingin makan pancake durian bersamamu,
Bulan dimana aku telah menjadi apa-apa “nya” untukmu
Bulan dimana aku ulang tahun
Bulan dimana aku menunggumu
Bulan dimana aku mencintaimu
Dan, bulan ini juga
Bulan dimana aku kehilanganmu tanpa pamit, tanpa senyuman terakhir, maupun tanpa kabar untukku disini hingga sekarang.
Ya, November datang lagi, namun kini berbeda, dia datang sendiri tanpa menyertaimu hadir disini.

Salam rindu untukmu yang telah melupakanku 

Senin, 17 Juni 2013

Basa Basi semoga gak jadi Basi (˘̩⌣ʃƪ)

Selamat siang para pengunjung blog ku yang cakep-cakep. Sudah berganti status kah kalian dalam hubungan percintaan kalian hari ini? Jika belum, daftarkan diri anda segera ke take me out terdekat -_-
Jangan tanya kesaya dulu, saya masih berfokus untuk single sampai waktu yg belum saya tentukan  *senyummiris*
Sepertinya, sudah lama sekali blog unyu saya ini tidak saya tambahkan coret-coretan unyu didalam postingan saya. Kalo ditanya kenapa saya jarang menyampah akhir-akhir lalu, itu dikarenakan kesibukan saya dengan kekasih baru saya yaitu tugas-tugas tercinta saya *hugtugas*
Dan kemarin-kemirn juga, disibukan untuk pemotretan maupun meat and great diluar kota maupun dilar negara. *diuncalinupil*

Untuk sekarang-sekarang ini, sepertinya saya akan kembali dan dapat dibilang cukup sering kembali kedunia maya saya, tentunya disini, diblog tercintaku ini *huglaptop*. Ya, anggap saja meat and great untuk menghapus atau membalas kerinduan kalian-kalian pemuja-pemuja rahasiakuu... (ʃ⌣ƪ) *blush*

Kali ini, atau siang ini. Saya lagi gak mood untuk melankolis disiang hari yang mendung seperti ini, sedikit sejuk dan gerimis, bila berjalan dengan kamu mungkin akan terasa romantis *eeh* kelabasan jadinya.
ataupun membuat cerita fiksi, yang isi dari cerita tersebut semua pengharapan saya terhadap kaum adam. Oke, abaikan!


Anggap saja kali ini, saya hanya ingin menyapa kalian, yang sering mengunjungi blog yang gak seberapa ini, yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita yang alurnya maju mundur maju mundur dan sedikit random itu, tapi kalian tetap setia untuk melihat coretan-coreta diblog ini.
aaaaaaaaaaaaaaaaa...... *ciumsatusatu* (ɔˇ³ˇ)ɔ

Oke, untuk kalian yang cinta aku, dan aku cinta kamu *eh. Lagu ini kupersembahkan untukku dan untuk kamu yang sedang menunggu jodoh itu dari Nya.... Afgan-Jodoh Pasti Bertemu

So, Inget ya!
Jodoh itu seperti rubik, meskipun pernah terpisah, ia pasti akan kembali pada tempatnya :)
Semangat buat kitaaaaaaa (ง'̀⌣'́)ง 

Sabtu, 16 Februari 2013

Hujan punya cerita tentang kita ....


Pagiku berlalu dengan sederhana. Menggeliat saat terbangun dari tidur, lalu mengusap mata sembari melihat ke arah jarum jam yang telah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit. Rasanya pagi datang cepat sekali.

Aku berharap jam dindingku salah. Semoga diluar sana langit masih gelap. 

Tapi perkiraanku ternyata salah besar. Waktu kubuka tirai jendelaku, rupanya diluar sana cukup terang, kendati matahari belum tampak seluruhnya. Aku menguap lebar. Rasanya aku ingin sekali kembali ketempat tidurku, membenamkan diri didalam selimut yang hangat. 

Poster besar Afgansyah Reza tertempel lekat didinding kamarku yang putih, semakin kutatap, semakin tampan wajah dia. Dia memilki daya tarik tersendiri yang membuatku tak pernah jemu saat memandang wajahnya, tak heran banyak dari kalangan remaja sampai ibu-ibu yang mengidolakan dia. Bila ku mendengarkan lagunya “ Dia, dia dia.. cinta yang kutunggu-tunggu-tunggu” seakan akan dia bernyanyi hanya untukku seorang.. ahhh andaikan menjadi kenyataan, tak akan pernah ku lewatkan sedetik pun untuk bersamanya. Ya, aku tau itu hanya khayalan dari seorang penggemar kepada idolanya, dan mungkin idola dia diluar sana mempunyai mimpi yang sama dengan ku. Tapi tak apalah, asal suatu hari nanti masih ada kesempatan untuk bertemu dengannya, aku sudah sangat senang.

Aktifitas yang selalu kumulai dari bangun tidur adalah mencari benda kecil namun sangat penting didalam hidupku, yang selalu mengerti aku dan selalu ada disaat aku kesepian yaitu handphoneku. Ku melirik kemeja kecil yang berada disebelah kanan tempat tidurku, dengan sigap kuraihnya dan ku memblalakkan mataku. 6 sms, 2 bbm, dan 10 misscalled. Aku kaget, tak pernah hape ini diserang dengan membabi buta seperti ini. Dengan rasa sedikit penasaran, kubuka 10 misscalled. Dan semuanya hanya dari temanku Maya, dan heran tidak biasanya dia menelponku dengan membabi buta seperti ini, bila tidak penting tak mungkin sebanyak ini. Aku membiarkan pikiranku membuat banyak pertanyaan disana, dan aku kembali ke 6 sms tersebut. Karna aku heran, seorang yang hingga sekarang menjomblo ini tak pernah mendapati inboxnya penuh dengan sms seseorang, bila teman-temanku, mereka lebih senang menggunakan bbm, karena menurut mereka lebih hidup menggunakan itu, tidak untuk seorang Maya.

Yah, sms itu dari maya semua.. 

Rabu, 13 February 2013 @ 21:15
Dena, jadi kan besok kumpul dicafe biasa ?

Rabu, 13 February 2013 @ 21:18
Dena, jadi kan besok kumpul dicafe biasa ?

Rabu, 13 February 2013 @ 21:45
Dena, masa udah tidur si? Besok jadikan ?

Ya, hanya berbeda beberapa menit dia mengirim pesan yang sama dan pertanyaan yang sama pula. Dan aku mulai mengerti mungkin dia menelponku untuk menanyakan hal yang sama seperti dipesan singkat yang ia kirimkan, dan aku memulai mengingat bahwa keadaan handphoneku pada malam tadi hingga pagi menjelang hanya “diam” sehingga tak heran aku tak akan mendengar pesan singkat yang masuk berulang kali dan panggilan masuk berulang kali.

Ooo iya, aku ada janji dengan mereka untuk berkumpul di Cafe biasa hari ini, kataku pelan dan tak sadar tanganku telah berpindah dikeningku.
Segera ku bergegas untuk menuju kekamar mandi yang berada didalam kamarku. 
Setelah tubuh ini wangi, dan lebih tertata dibandingkan tadi ketika baru bangun dari tidur cantikku. Aku mengirimi pesan singkat kepada Maya, agar dia tidak bingung dan bertanya-tanya mengapa aku tak membalas pesan singkatnya tadi malam.

Kamis, 14 Februari 2013 @ 08:15
May, sorry tadi malem gua silent hp gua dan posisi gua udah tidur tadi malem, hehehe. Jadi kok, jam brapa ya kumpulnya?

Aku tidak harus menunggu lama balasan dari Maya, karna Maya tipikal seorang remaja yang rajin untuk bangun pagi, dan tak pernah melewatkan shalat 5 waktunya. Tidak seperti aku. Bila waktu shalat subhu, Ibu harus berteriak seperti meneriaki maling dan selalu mencubit tanganku bila aku tak bangun-bangun dari teriakan itu.

Kamis, 14 Februari 2013 @ 08:20
Pantesan, gua hubungin susah amat elunya, jam 10an den.. tapi lu tu jauh rumahnya otewe skarang aja kerumah gua, kita bareng brangkatnya.. tapi ngapa mendung gini yak ? :(

Aku memandang kearah langit dari jendelaku setelah aku membaca balasan pesan singkat dari Maya, dan iya betul. Bukan didaerah rumahnya saja yang mendung namun didaerah rumahku sepertinya akan turun hujan. Karena akhir-akhir ini cuaca sepertinya lagi labil, tidak mengenal mau pagi ataupun siang ataupun malam. 

Kamis, 14 Februari 2013 @ 08:25
Iya may, tempat gua juga mendung nih, :( mendung banget malahan, tadi pagi cerah-cerah aja gua liat. Gua usahain deh otewe sekarang.

Aku tipikal seorang yang tak pantang menyerah, didalam benakku berharap semoga ini hanya awannya saja yang ingin menjadi gelap, dan masih mau menahan tetesan air hujan itu turun.  Kukeluarkan motorku yang selalu terlihat bersih, dan karna selalu bersih itulah ayah selalu berkicau bila dia ingin memakainya. Terkadang aaku selalu diberikan contoh oleh ayah, selalu menyuruhku untuk mengikuti kebiasaan kakakku, yang selalu rajin mencuci motornya bila sesudah menggunakannya. Namun selalu kuspelekan dan tak kudengarkan omongan ayah itu, karna kadar kerajinan orang itu kan selalu berbeda. Toh bila mencucinya setiap hari, bila hujan turun seperti saat ini membuat kita nyesek aja. 

“ mau kemana kamu den? Mau hujan gini kok!” terdengar suara Ibu dari ruang tamu yang berniat untuk mendekatiku. Ku hidupkan motorku, dan niatku untuk memanaskannya dahulu, “ Mau kumpul sama temen-temen bu, bawa mantel kok aku. tenang aja” jawabku enteng. “hati-hati, kalo hujannya deras meneduh dulu” kata Ibu, yang tengah sibuk memberesi tatanan bunga yang sudah tak berbentuk dengan indah. “ Iya, tenang aja bu. Berangkat ya bu, Assalammualaikum”. 

Ku lajukan motorku dengan kecepatan rata-rata sekitar 60 sampai 80 /km. Karena aku takut hujan turun ketika aku berada di pertengahan sawah, dan pastinya tidak ada tempat untuk berteduh. Dan selalu dalam benakku mengucapkan berbagai doa dan permohonan untuk sebentar saja menahan hujan itu turun hingga aku sampai dipemukiman warga. Selamat kataku, setelah aku berhasil melewati pematangan sawah tanpa kehujanan, namun kali ini doaku tidak dikabulkan ketika dipemukiman warga, belum selesai aku mengkomat-kamitkan bibirku dengan berbagai ayat dan doa untuk menghentikan niatan Tuhan untuk menurunkan hujan itu, tapi aku telah didahului oleh tetesan air hujan yang pertamanya hanya satu namun berubah menjadi ribuan yang datang seperti gerombolan lebah yang menyerbu dengan sengatannya yang terasa sakit ketika terkena kulit. Sial, gumamku. Masih kulajukan motor ini dengan kecepatan rata-rata medium kali ini, agar aku bisa melihat tempat yang pas untuk berteduh. 

Dari kejauhan aku melihat sebuah warung yang tutup dan memiliki atap yang menjorok pas untuk meneduhkan diriku dan motorku, dan aku mengetahui rumah disebelah kiri  warung itu adalah rumah teman SMP ku dahulu. Dan sampai saat ini maupun kemarin aku tak pernah lagi berkunjung kerumahnya bertemu dengannya saja tak pernah lagi. Aku melihat satu motor metic berwarna putih yang berteduh ditempat itu sama denganku, namun aku malas untuk melihat orang yang membawanya, namun yang kutahu orang itu berkelamin laki-laki.

Ku melihat jaketku yang berwarna biru tua itu, dan melepasnya lalu kurentangkan diatas kepala motorku, agar angin membuatnya kering walau sepertinya tidak mungkin. Ternyata hujan tadi memang keroyokan datangnya, sehingga membuat basah jaketku dan bila melihatnya sepintas warnanya seperti berubah menjadi warna hitam. Aku sedikit menengok kearah kiriku, terlihat ada tempat duduk yang terbuat dari semen, dan aku melihat lelaki itu duduk dipojokannya. 

“Kenapa hanya dia saja si yang berteduh disini,dan coba saja dia duduk diatas motornya saja. Dan aku yang pertama kali untuk duduk disitu dan apabila diduduki untuk 4 orang sepertinya cukup” kesalku didalam hati. 

Tinggi, dia memakai jaket warna hitam, dan helm yang disebelahnya warna putih. Aku tak sengaja memperhatikannya dengan cara melirik sehingga aku mengetahui ciri-ciri itu. Dia duduk santai sambil mengamati hujan yang turun, sedangkan aku berdiri didepan motorku dan selalu sibuk mengomat-ngamitkan bibirku ketika kilat memunculkan sinar yang menyilaukan mata dan mendebarkan jantung ketika petir bergemuruh. 

Aku tak tahan lagi saat itu, kuberanikan diri untuk melihat bagian kosong, dan menghilangkan rasa malu dan berjalan menuju bangku itu, ketika itu aku seperti lakon teater dan setiap tingkah laku ku pasti menjadi perhatian pemuda itu, ketika aku berjalan menuju bangku itu misalnya. Dia memperhatikan aku, walau aku sebenarnya tak melihat dia, namun aku tau gerak gerik pemuda itu. Ya walaupun bisa dibilang hanya ke-geeran ku saja. Disaat ku melangkah aku menyempatkan untuk melihat wajah pemuda itu. Seperti orang bego, aku menunjuk kearah dia dan berkata “Alde?” dan pemuda itu pun membalas “Dena?”

Ya, dia pasti tidak mengetahui aku saat berdiri tadi, karna untuk menutupi maluku helm yang kukenakan sengaja tak ku lepas, entah maksud dari tingkahku itu apa, aku pun tak tau. Aku segera mempercepat langkahku untuk menuju bangku itu dan sekarang aku telah disampingnya, duduk disebelahnya dan dipisahkan oleh helmku dan helmnya ditengah-tengah. Sedangkan itu hujan sepertinya mulai menjadi-jadi menurunkan airnya ke dahan pohon disebelah tempat dudukku ke tanah maupun diatap warung tempat berteduhku saat ini, iramanya bersahut-sahuttan, dan petir mengirinya dengan suara gemuruh yang selalu membuat jantung berdebar dan aku selalu berharap untuk pulang dan bersembunyi dikamarku dan menutupi telingaku dengan bantalku. 

Alde, dia adalah teman TK dan SD ku dulu, sudah lama aku tak pernah melihat dia, walaupun kami satu kampung. Tapi aku sempat melihat dia di jejaring sosial yang lagi marak didunia nyata. Dia sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan manis, aku saja sempat heran kenapa dia begitu tampan ketika remaja sekarang, dan bila mengingat kembali saat TK dulu, seorang Alde masih dengan polosnya, yang selalu merengek kepada guru bila aku selalu menjahili dia. Ya, dia dulu menjadi korban kejahilian ku sewaktu TK, namun bila ku tahu dia akan berubah menjadi sosok pemuda tampan dan semanis ini, dulu tak akan pernah kujahili dia dan malah aku akan memilih menjadi sahabat kecil yang selalu didekatnya, lalu akan aku ajak untuk bermain Putri dan Pangeran. 

Awan kini menjadi putih namun rintikan hujan masih turun dengan membabi buta, tanpa memikirkan kepentingan orang-orang yang selalu mengeluh karna ulahnya, sehingga menghambat kepentingan mereka, seperti aku. Dan kilat masih terus mengeluarkan cahaya yang selalu membuat debaran jantung mengebu-gebu. Terdengar suara handphoneku berbunyi, dan itu nada pesan masuk dihandphoneku, dari Maya...

Kamis, 14 Februari 2013 @ 09:45
Den, dimana? Udah dijalan tah? Hujan deres nih disini... :(

Aku sedikit ragu untuk membalas pesan singkat dari Maya, sebab banyak orang bilang bahwa ketika hujan lebat dan petir bersahut-sahuttan handphone sebaiknya dimatikan, karena itu dapat menyambar. Ya, aku selalu percaya dari omongan-omongan yang masih dibilang Hoax oleh mereka yang tidak mempercayainya. Namun, aku takut Maya khawatir, ku beranikan untuk membalas pesan singkat untuknya.

Kamis, 14 February 2013 @ 09 : 52
May, aku lagi neduh nih.. disini juga hujan deres, malah masih dikawasan rumah ku juga hujannya... :(

Segera ku masukan handphoneku kedalam tasku.
Keadaan saat itu seperti patung, saling berdiam dan saling bingung ingin membicarakan apa dengan keadaan kilat yang selalu menyilaukan mata seperti ini. Andaikan aku masih TK seperti dulu, yang tak punya malu, dan selalu cerewet kepada siapapun. Tapi, sekarang kami bertemu ketika tubuh kami mulai berubah dan tingkah laku kami sudah berbeda ketika kecil dulu. Namun Alde saat itu memulai pembicaraan terlebih dahulu, 

“ Mau kemana den?” dengan suara yang pelan namun aku begitu jelas dengan suara indah dan begitu ngebas yang dia milikki, dengan membetulkan posisi duduk ku, yang kini sedikit mengarah kepadanya 

“ Mau main sama temen, malah hujan.. lah kamu?” 

“ Aku, dari kampus aku. trus mau pulang kerumah. Malah kena hujan disini.. apes “ katanya dengan senyum miris namun masih terlihat tampan.

“ Iya, ya cuaca kayaknya lagi labil, mungkin lagi sedih karna ditinggal pasangannya jadi nangis mulu dianya.” 

“ hahaha, ada-ada aja kamu, mungkin kamu kali yang lagi galau... hehehe “ ledeknya dengan ditambahkan senyuman yang memperliatkan susunan rapih giginya, menjadikan dia begitu manis ketika itu.

“ Loh, kok aku?, aku gak suka hujan, apalagi petirnya, membuat jantung berdebar aja... “ kataku

“ Aku begitu suka hujan, apalagi ketika hujan datang pertama kali disaat kemarau berdatangan, aroma khas yang dia teteskan didasar tanah membuat hati tenang karna kita tau bahwa aku tak perlu lagi untuk mengambil air ditetanggaku.” Jawabnya dengan santai. Dan iya menambahkan “ dan Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.

Kontan aku mencerna perkataan dia, bahwa seorang Alde telah tumbuh menjadi dewasa, dewasa yang lebih sempurna, yang bila ditambahkan dengan fisiknya membuat nilai plus dimataku.

“ Ciee, sering galau dong waktu hujan turun, iyaa si.. kata orang-orang, hujan pasti membuat rasa rindu itu muncul” 
belum selesai aku mengatakan perkataan ku, suara petir yang begitu keras mengagetkan kami.

“ Tuh kan, aku gak suka dengan hujan. Apalagi petir yang tadi, rasanya pingin pulang ambil bantal trus sumpel ke kuping” gerutukku.

“ jika kamu tidak menyukai petir jangan kamu sangkut pautkan kepada hujannya, menurut aku hujan adalah sesuatu yang paling berani yang pernah diciptakan Tuhan, karena mereka tidak pernah takut untuk jatuh."
 
Kata-kata dia membuat aku tak berenti untuk menatap dan mengagumi wajahnya yang bersahaja itu, semakin dia mengatakan pernyataan yang biasa namun diubahnya menjadi luar biasa semakin aku mengagumi dia dari sekarang, bahkan saat kita duduk berdua dibangku ini. 

“ ternyata Alde udah dewasa yah, hiihihih, Oiya, gimana kuliah? Lancarkan.. “ 

“  Tua itu pasti dena, tapi kalo dewasa itu pilihan… Alhamdulilah lancar kuliahku, ini lagi ngajuin beasiswa na, yaa semoga aja bisa diterima, lumayan buat bantu orang tua” jawabnya 

“ Iya juga si, dewasa itu pilihan, dan saya memilih untuk kali ini masih menjadi seorang anak kecil saja deh, yang bebas tanpa fikiran yang begitu menguras otak apalagi tentang pelajaran. Hebat… semoga saja diterima de “ kataku dengan senyuman yang menurutku manis

“ Ikhlas selalu dibilang kolot oleh orang-orang tapi wajah dan fisik kita terliat tua? Malah jadi aneh den, dewasa gak rugi kali. Kita bisa mengkontrol tangisan kita ketika ditempat umum, sedangkan sewaktu kecil kita seperti tak punya malu untuk merengek ditempat umum karna tak dibelikan mainan.” Jawabnya dengan sedikit tegas

“ Iya, tapi dewasa selalu membohongi orang-orang disekitar kita. Apalagi tentang keceriaan kita, yang selalu harus terliat tegar didepan mereka agar kita tak dianggap lemah oleh mereka, tapi ketika masih kecil, kita masih polos dan selalu mengatakan kebenaran tanpa harus membohongi siapa pun, karna dulu kita berbicara belum menggunakan hati namun kita berbicara dengan kepolosan dan kafaktaan yang kita liat. “ kataku

“ Ya, kalo itu sepertinya factor keadaan den kebiasaan kita. Namun yang terpenting saat dewasa, kita akan tau begitu kejamnya dunia dan kita harus mempunyai senjata untuk membentengi kita dari orang-orang yang munafik diluar sana. “ ucapnya dengan keyakinan dan senyuman yang mengarah kepadaku, dan aku makin menyukai dia.

Tak terasa sudah satu setengah jam kami berdua mengobrol dibawah atap warung ini, mengobrolkan cerita yang berasal dari masa lalu, masa kini dan bila dia mau untuk menjadikan aku sebagai masa depannya kelak itu sangat kuharapkan. Dan sudah lama pula hujan ini tak kunjung untuk menghentikan rintikan airnya, namun aku berterima kasih kepadanya karna berkat dia aku dapat lama menikmati sebuah pelangi yang Tuhan kirimkan di sela-sela hujan ini turun, yaitu senyuman dia, berharap tak usah berhenti dan aku dan dia bisa mengobrol tentang apa saja dan topic apa saja asalkan senyuman itu selalu ada diakhir perkataan dia. Aku suka, sangat suka.

Aku berfikir sepertinya hujan tidak akan berhenti sampai siang, kuputuskan untuk menghubungi kepada Maya, untuk membatalkan pertemuan kita. Dan dia menyutujuinya. Namun, ketika  aku dan Alde melihat hujan ini memperlambat rintikannya, kami memutuskan untuk pulang, dan kami beriringan pulang kerumah kami masing-masing. 

Dan aku menyadari bahwa hari ini adalah hari kasih sayang yang hanya dimeriahkan oleh orang-orang yang memiliki pasangan saja, namun kali ini statement itu dapat dipatahkan bahwa Tuhan memang Maha Romantis, mempertemukan aku dengan Alde secara tidak sengaja dan bertemu dengan keadaan berteduh dari guyuran hujan, dan Alde  kuanggap seperti Pelangi yang datang ketika hujan reda. 

Dan  berkat kamu, aku sekarang sudah menyukai hujan, karna hanya kepada hujan, biarkan rindu ini basah kuyup menantikan pertemuan, biarkan ia menggigil kesakitan. Sebab, hanya ini yang mampu aku lakukan.

Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan yaitu : Aku ingin hari depanku selalu bersamamu. 
Untukmu… pelangiku :)

Sabtu, 09 Februari 2013

Cepatlah datang ....


Kali ini aku sangat merasa rapuh, seakan berjalan sendiri dipadang pasir yang luas dan tak tau arah kembali pulang, namun untuk meneruskan perjalanan dan menemukan jalan setapak sangat sulit untuk kutemukan. Udara dingin namun bukan rasa segar yang kurasa, tapi gersang yang sangat aku rasakan sehingga membuat tenggorokanku terasa kering.  

Sesungguhnya aku tak sendiri disini, sesungguhnya mereka ada disini. Namun, selalu rasa sepi yang aku rasa, tidak ada warna-warni dikehidupanku semua terlihat seperti foto jaman dahulu, hitam dan putih. Bukan salah mereka, bukan. Ini hanya aku saja yang tak pandai memainkan warna dikehidupanku. Yang selalu merasa, bahwa hidupku terlalu monoton dan tak ada keindahan satupun. 

Aku ingin seperti mereka. Aku ingin memiliki warna dalam kehidupanku, yang selalu bisa mewarnai cerita dikehidupanku baik itu senang maupun sedih, bukan seperti sekarang yang kupunya hanya warna hitam dan putih, tak ada istimewahnya. Bolehkah aku meminjam warna kehidupanmu sebentar saja ? sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan.... 

Dulu, aku tak pernah ambil pusing tentang warna itu, karena aku selalu berpendapat bahwa setiap orang pasti akan mendapatkan warna itu suatu saat nanti. Ya, selalu kata-kata itu yang menguatkanku bila aku telah kehilangan rasa sabarku. Namun, sampai saat ini, warna itu belum pernah menghampiriku, pernah. Namun hanya singgah sebentar memberi harapan dan lalu pergi meninggalkan luka yang mendalam.
 
Sering, aku diberikan petuah oleh temanku sendiri, bahwa warna itu kamu yang menciptakan dan mengambilnya dari genggaman tangan Tuhan, bukan seperti ini yang hanya mempercayai kata-kata bahwa setiap orang pasti mempunyai warna itu suatu saat nanti dan mempercayai di kata-kata itu memiliki kekuatan magis. Sedangkan kamu hanya menunggu, dan sakit lalu menangis bila dia hanya sesaat dan pergi meninggalkan kamu begitu saja. Bodoh!

Sebenernya aku tidak suka dengan karakterku yang akhir-akhir ini berubah menjadi seorang remaja feminim yang melankolis, yang manis dalam segala hal. Aku ingin dikenang sebagai perempuan kuat. Tapi aku sadar, ternyata aku tak sekuat itu. Aku menangis, bahkan ketika tak mampu menerima kenyataan dari perlakuan seseorang yang seenaknya mempermainkan perasaan seorang wanita... Itulah hasil yang diberikan oleh cinta. Terkadang seperti bermain trampolin disaat kita sedang jatuh cinta, perasaan kita naik turun tidak karuan. Kadang melambung tinggi sangking senangnya terkadang juga terasa sakit yang didapatkan.

Yah.. cinta memang ada-ada saja. Kita selalu mencari ribuan alasan yang bisa menerangkan mengapa kita jatuh cinta, tapi pada akhirnya, kita kembali pada satu kesimpulan: kita tidak punya satu pun alasan. Walaupun selalu sakit yang kita dapatkan :)

Untuk kali ini, apa aku musti sabar menunggu warna itu diturunkan oleh Tuhan (lagi)?Ah... sepertinya aku masih harus menggunakan kata-kata ku tadi, dan yakin Dia mengirimkan warna itu diwaktu yang tepat, tapi kalo aku boleh meminta, bisakah sekarang Tuhan? agar aku bisa lama membuat warna-warna yang indah bersamanya :')

Hey… kamu warnaku, dimana kamu? Aku begitu merindukanmu dengan hebatnya disini. Apa kau masih mewarnai kehidupan orang lain? Cepatlah datang dikehidupanku dan bawalah warna-warni yang kau punya untukku dan kita buat mereka yang diluar sana cemburu karna keindahan warna yang kita buat bersama-sama…

Kamis, 07 Februari 2013

Ketika itu ....

Sebenarnya aku tak sengaja bertemu dengan seseorang ini, yang tak sengaja kukenal disaat kita sama-sama menaiki angkutan umum bersama, dan duduk bersama.Awalnya hanya diam seribu kata, dan udara didalam mobil itu terasa dingin entah karna pendinginnya yang terlalu dingin atau karna kita yang memang sangat dingin. Ya, aku masih menjaga sifat cuekku, dan dia sepertinya tak tahan dengan keadaan yang mungkin telah membuat bulu kuduknya terasa berdiri karna dinginnya situasi saat itu. Mulai mencairkan keadaan dengan menyapa " Baru pulang kulia atau kerja ?". Pelan, sangat pelan dia berbicara, seperti ragu-ragu untuk menanyakan itu kepadaku. " Apa? bisa diulang? ". dengan senyum yang tidak aku tau artinya " Baru pulang kulia atau kerja? " dia mengulangnya sekali lagi, tanpa ragu kali ini, " Ow, ya kulia.. ". Singkat memang, karna aku sejenis makhluk yang anti pati kepada seorang yang sok akrab bila pertama kali bertemu.

Namun dia, dia sangat ramah, sangat akrab dan sedikit menghilangkan kantukku tadi. Ya, awalnya aku mengira dia bawel, dia sok kenal, dan dia tidak seperti aku kira. Dia asyik dalam bercerita, dia bijak dalam menyampaikan kata dan dia tidak jaim untuk memunculkan giginya yang rapih dan tertawa terbahak-bahak ketika aku telah mulai membaur dan mengeluarkan kata-kata yang menurut dia lucu walaupun tertawanya telah mengganggu penumpang lainnya. :)

Tapi inilah aku, aku selalu takut ketika berbicara dihadapan lawan jenisku, aku selalu takut untuk menatap matanya. Entah kenapa aku selalu bingung bila mataku dengan mata seseorang itu bertemu disuatu titik seakan-akan mata itu yang berbicara kepadaku dan aku takut ketika aku menjawab pertanyaannya yang mewakilinya adalah ait mataku :')

Sampai pertengahan jalan, aku masih belum tau bentuk wajahnya. Hanya sekilas aku melihat susunan giginya yang rapih ketika dia tertawa, itupun hanya sekilas dan aku tak sempat bahkan tak berani menatapi wajahnya itu. Rasa penasaran mulai timbul, aku memberanikan diri untuk mecuri pandang ketika dia sedang berbicara menceritakan cerita yang hanya sedikit aku tangkap dan disaat itu aku sangat berharap dia tidak melontarkan pertanyaan kepadaku menyangkut ceritanya tadi.

Tinggi, postur tubuh sesuai dengan tingginya, jelas karna dia berkulia di perguruan tinggi Olahraga, jadi tak heran badannya tetap terjaga, dan yang masih terbayang dipikiran ini senyumannya manis, sangat pas dengan susunan giginya dan aku suka.

"Indomart ya bang" tujuanku telah sampai, "Mari duluan, kalau memang sempat, mampir dan cari rumah saya satu-persatu dari komplek sini gak papa". dia hanya membalas tertawa dan saat itu aku beruntung mendapati senyumannya pas dihadapanku :)

Sepanjang jalan, sepanjang cerita yang telah kita ceritakan dan sebesar suara tawa dia disepanjang jalan, aku baru menyadari satu hal yang terlewatkan dari perjalanan kami tadi.... nama,
Iya, nama. Kita lupa untuk memperkenalkan nama kita masing-masing, dan biasanya yang mendahulukan suatu perkenalan adalah nama. Tapi ini berbeda, kami sama-sama lupa untuk memperkenalkan nama kita masing-masing, mungkin karna faktor cerita yang diceritakan oleh kami sehingga kata-kata " tak kenal maka tak sayang" dapat dipatahkan oleh kami :)

Dan untukmu pria berkaos olahraga berwarna biru, panggil aku Siska. Dan senang bertemu denganmu :)
dan saat ini aku, aku masih selalu duduk diposisi tempat kita duduk pertama kali bertemu, dan bila kita ditakdirkan bertemu kembali dan kamu ditakdirkan untuk memenuhi puzzle dikehidupanku, pasti kita akan bertemu kembali dengan cara yang lucu :)

Dan, aku berjanji apabila kita bertemu kembali. aku tidak akan lupa lagi untuk menanyakan satu pertanyaan yang masih menjanggal dihati aku sampai saat ini dan detik ini yaitu namamu pria pemilik senyuman manis itu :)









Selasa, 01 Januari 2013

Untukmu .... :)

Hay,,
Kamu....! Iya, kamu yang sekarang-sekarang ini selalu berkeliaran dialam fikiranku, yang selalu membuatku gemas bila melihat kamu dikoridor kampus, kamu yang selalu mengumbar senyuman yang manis bila dibandingkan dengan senyuman boyband-boyband saat ini, tetapi kamu masih tetap menjadi nomor satu dihati ini.
Maafkan aku, karna telah lancang menjadikanmu sebagai objek ceritaku saat ini didalam postingan ku .... Entahlah, kau harus bangga atau biasa-biasa saja karna aku memilih mu sebagai objek tulisanku saat ini, mungkin menurut mu ini biasa saja, namun bagiku ini sangat luar biasa sebab aku harus menceritakanmu walaupun sebenarnya aku pun tak tau namamu, bahkan rumahmu....

Untukmu yang mempunyai senyuman manis itu.....
Aku suka memerhatikanmu dari kejauhan, walau perih bila melihatmu sedang berjalan dengan teman wanitamu namun entah mengapa aku selalu bisa memaafkanmu, karna aku tau, aku bukan siapa-siapa dikehidupanmu, kenal pun tidak...Iya kan?
Sepertinya kamu penggemar warna biru ya? sebab, selalu kuperhatikan dari baju dan tas yang selalu kau pakai selalu warna itu, bila mungkin benar kenapa warna kesukaan kita sama? ahhh, aku sudah mulai memasuki dunia khayalku dan sepertinya pede meter ku sedikit meningkat bila memikirkan kemustahilan-kemustahilan itu..

Untukmu yang tak kuketahui namanya ...
Apa kau tak merasa sayang, selalu membawa wajahmu yang teduh dan bersahaja itu kemana-mana? Sehingga membuat semua kaum hawa selalu histeris bila melihatmu dari kejauhan? Ya, seperti aku misalnya... walaupun aku ber-histeris-nya hanya didalam hati saja dan meluapkan semuanya dipostingan keceku ini, karna aku merasa tak sebanding dengan mereka yang terlihat seperti "Princes", yang selalu berpenampilan anggun dan enak untuk dilihat dan bila dijejerkan denganmu sangat pas. Terkadang saja, mereka yang berpenampilan menarik itu pun masih kau diamkan, atau tak kau hiraukan dan akhirnya banyak dari mereka merasa terluka dan saling menyalahkan, karena itu aku takut berbicara tentang hati, maka kutilskan saja tentangmu dan perasaan ini lalu kusimpan dan kukirimkan kee... entah kemana :). Tenang, aku menuliskan ini bukan mengarah agar kamu mengasihaniku, aku menuliskan ini karna aku sadar akan diriku ini,

Untukmu yang selalu kuperbincangkan dimedia sosial ..... 
Apa gunanya nama?
Gunanya nama adalah mempermudahkan kita dalam berkomunikasi kepada-Nya, bila rasa rindu kita telah memuncak dan kita sulit untuk bertemu dengan sekejap, kita dapat memperbincangkan atau mewakilkan sesuatu raga dengan sebuah "nama" kepada-Nya. Dan selain itu, nama, aku artikan sebagai jimat, didalam media sosial.. Karna berkat nama, kita dapat mudah untuk mencari nama seseorang yang ingin kita "kepo" kan kesehariannya, kamu misalnya.... Uuups... ini rahasia kita saja ya.... :)
Memang aku belum memfollow akunmu, sehingga kau tidak akan tau tulisan-tulisan tweet yang sering aku ceritakan adalah tentangmu, wahai pemuda pemilik senyum manis :), dan aku selalu bertanya bisa kah aku mengenal dirimu dan pribadimu lebih dekat, dan dapatkah aku menuliskan namamu diakun media sosialku suatu saat nanti? I hope that :)

Terkadang aku tak mengerti dengan apa yang aku lakukan. Pantaskah aku dengan hanya menatapmu saja tanpa bisa memiliki ?
untukmu... pemuda pemilik senyum manis :)