Disaat aku mengambil keputusan untuk
mengatakan “IYA” kepadamu, disaat itulah resiko mulai berjalan layaknya jarum
jam yang memulai putaran waktunya. Dan saat ini resiko itu, sepertinya lagi
bersinggah kepada kita sayang. Resiko yang sudah aku ketahui dari awal jika aku
mengatakan “IYA” kepadamu, yaitu jarak. Ketika rindu ini mulai gaduh
dikepalaku, jarak menjadi kegelisahanku. Aku suka mencintaimu bahkan
menyayangimu, namun aku benci merindukanmu disaat kilometer menjadi pemisah
kita. rindu ini kutitipkan kepada hujan, agar aku tak terlalu berat menopang
rasa rinduku ini, agar saat ia meneteskan airnya ketempatmu, kamu dapat
merasakan rindu yang telah menggebu gebu ini. Rindu memang jahat, terkadang
dipenjara waktu dan dibebaskan pada waktu yang tepat pula. Tapi, mungkin untuk
saat ini aku bisa menggapaimu dalam mimpiku saja,untuk kenyataannya kita harus
menahan dan bersabar dulu hingga waktu itu datang untuk membebaskan rasa rindu
ini. namun aku selalu bertanya kepada diriku sendiri, apa kau juga merasakan
seperti yang kurasakan disana ?
atau hanya aku saja yang terlalu diperbudak
oleh rasa rinduku ini? namun ini tidak salahkan ? apa kau terganggu ?
Namun, yang musti kau tahu sayang, entah
mengapa semakin kita menjauh aku selalu mendekati rindu ini untukmu, ya, aku
selalu didekati kerinduan untukmu. Entah kenapa yang ada difikiranku bukan kamu
saja, namun kita. sanggupkah kita bertahan dalam situasi ini ? sanggupkah kamu menjaga hatimu untukku
disini, namun jika kau bertanya “ bagaimana dengan kamu, sanggupkah?” aku? Aku akan selalu menunggumu dalam
kesabaran dan kasih sayang yang tak pernah habis untukmu. Dan ku berharap kau
tak menyalahgunakan kepercayaanku ini.
Jika kau pernah berfikir, aku tak memperhatikanmu,
kau salah. Aku hanya menahan rinduku ini agar egoku tak terlalu nampak
kepadamu, dan kuingin melihat apakah kau merasakan rindu itu juga kepadaku. Dan
jangan fikir aku tak merasa sakit saat
kau terlalu sibuk sampai mengabaikanku. itu yang tak aku setujui darimu, mudah
bagimu untuk melupakan sejenak rasa rindumu kepadaku dengan kesibukanmu disana,
namun aku? aku yang belagak tegaar dalam mengatasi keadaan ini , selalu seperti
layaknya anak kecil yang baru dibelikan hape oleh orang tuanya. Yang kemana-mana
selalu tak lupa menenteng benda itu kedalam saku celana ku, bahkan kekamar
mandi sekalipun. Memang tampak tak normal kegiatanku ini, namun ini lah yang
musti kau tahu. Sehari kau tak memberiku kabar, seakan akan otak ini dibisikan
oleh berbagai macam satwa yang sejenis setan iblis dan dedemit, yang merasuki
otak ini dengan kata-kata “pasti dia lagi smsan sama cewe lain, pasti dia males
ngehubungin elo atau gag dia lagi jalan sama cewe yang disana” Jelas. Negative
thinking yang selalu muncul dalam keadaan ini. Sungguh berat sayang dalam
menghadapi hubungan ini. Namun ini telah menjadi resiko untuk kita, yang mau
tak mau musti kita lewati.dan singkatnya kita hanyalah sepasang kekasih yang terpisahkan,beberapa ruang hingga waktu yang akan mempertemukan kita..
Dan aku, yang memang tak sendiri lagi,,namun selalu ditemani oleh sepi ....salam rindu untukmu yang kurindukan
------------
dikutip dari quotes @LDR dan dimix dengan kejadian yang sesunguhnya, dengan tisu yang berserakan dilantai.....


3 komentar:
waha ,,
GALAU Meng .. ?
hahahhaah........
kakak yang ini setia selalu mampir kegubuk saya
:D
gag galau gag gaul kak
:D
uhuk uhuk ..
Posting Komentar