Hari ke 4 dari hari minggu, ya ini Rabu,,
Kubangun dari tempat tidurku yang tak tau bagaimana rupa
tempat tidur itu, kumal, kusut, bahkan bau. Jelas. Sudah beberapa bulan tak
pernah ku usung ke dalam mesin penggiling baju, entahlah mengapa aku tahan
untuk tidur diatas tempat itu. Dan aku. Tak tega untuk meliat keadaan wajah aku
ketika aku terbangun dari alam bawah sadarku, mungkin jika bertatap muka dengan
cermin, ia akan memantulkan cahaya penolakan terhadap wajah ini. Damn tragis
sekali wajah ini.
Kubuka hordeng yang menutupi jendela kamarku, dengan harapan
pagi menyambutku dengan senyuman nakalnya bukan seperti cermin yang menolak
untuk senyum saat kami bertatap muka. Tapi tak patut untuk menyalahkan
sepenuhnya kepada cermin, dia melakukan itu karna jujur. Hahhah. Abaikan. Dan Yap.
Aku mendapati senyuman nakal itu lagi, dari pagi rabu ini. Permulaan yang bagus
fikirku, hey, tapi otak ini seperti
mencari sesuatu, sesuatu yang sering bersamaku, “hape” kata bibir ini serempak
dengan otak ini yang telah menemukan sesuatu itu. Meja belajar. Mata sudah
tertuju kearah itu, tapi nihil tak ada benda hitam besar itu, memutar otak lagi
dan tanpa izin otak, mata menyimpulkannya sendiri dan menunjukan bahwa benda
itu di meja rias, tapi lagi-lagi nihil. Ah, geram fikirku, pemula tadi mood yang
aku bangun telah bagus gumamku. tapi, otak ini seakan-akan ditampar dengan
ingatan tadi malam. Hey, tadi malam terakhir aku menaruhkan benda itu di atas
kasur ini. Shit, tidak ada juga, tapi bibir ini seakan akan menertawakanku, dan
fikiranku mulai berdialog dengan diri ini, tak ingat kamu, bagaimana keadaan
kamu jika tidur? Yap, aku memang tak ingat, namun keadaan yang mengingatkanku. Selalu
setiap pagi keadaan selesai tidurku tidak seperti saat aku memulai tidur. Jika kaki
ini diatas, mungkin bisa terbalik kepala ini yang dibawah dan kaki ini yang
diatas. Oh, apa aku tak merasakan sakit saat seperti itu (?) so, tak heran jika
benda hitam besar itu, telah menjadi korban keganasan tidurku. Segera, mata ini
tertuju kolong tempat tidur itu, Yaa…bibir ini sempat berbicara seperti itu,
Ada kata batinku. Mencoba untuk menghidupkan benda itu, tapi dia tak
mengeluarkan lampu-lampu yang sering ia keluarkan. Ha, jangan bilang gegara
jatuh itu, kau sakit hape. Mungkin habis batrai fikirku, namun batin ini
berdebat pada diri ini “Kenapa terlalu geger sih?apa yang kamu cari?penting tah
sampai harus dibuat gila karna benda itu?”
Rarrr,, sedikit emosi dengan debatan itu, bukan cari
apanya..!yang ku takuti itu “jatuh”, jika benda itu rusak harus menunggu berapa
tahun lagi untuk mencari gantinya, mungkin itu yang terakhir yang dibelikan oleh orang tuaku. Sudahlah imbasnya
aku seperti bebicara sendiri. Yap terisi 16 % batrai hape itu, Hidup kataku. Welcome
to the Jungle. Sebenarnya bukan itu saja, ada kecemasan dan ke deg-deg gan hati
ini.. Yiha, melihat hape pertama kali kita bangun itu rasanya kayak pengumuman
Lulus atau Tidaknya dalam ulangan. Lulusnya jika bbm atau sms dari orang yang kita
tunggu itu ada. Dan tidaknya itu NIHIL kosong melompong, tak ada bbm tak ada
sms tak ada miscall. Mirisnya one massage dari Operator tercinta yang
menawarkan menjadi Member pengisian pulsa. Lengkap sudah mirisnya.
Yap itu yang kulakukan di pagi yang gupek ini. Dimenu telah
ada pemberitahuan 4 BBM 2 SMS dan karna situs situs dunia maya tak pernah aku
Log Out tentunya pemberitahuan pada masuk. Bingung tangan ini untuk memencet
yang mana dulu, dan diputuskan BBM pemula. Shit. Langsung tersentak hati ini
emosi. Apa-apaan ini isinya hanya Broadcast dari teman-teman yang tak ada
kerjaan. Itu sih keinginan kamu ada yang
menyapa disaat pagi hari. Hahaha. Yap
keinginan hanya batas itu saja.
Buru-buru tombol keluar dipencet dan pindah haluan ke Massage. *jenjeng. Bibir ini langsung
mengekspresikan dengan senyumannya. Senyuman yang memutarkan bibir atas ke
bawah seperti emot ini :( Thats Right.. one massage from Operator tercinta yang masih setia membujuk saya
untuk menjadi member pengisian pulsa. Hello. Plis jangan paksa gua,gua udah
jualan pulsa juga kalik..!!abaikan. and the last massage from my brother dengan
bunyi pasal “Mel isiin kakak pulsa ke bla bla bla”. Ehem bagus moodmeter pun
turun 50%. One miscall ya itu dari kakak tercinta saya, yang kesal kali karna
sewaktu beliau meminta, saya telah berkelana dialam bawah sadar saya. Haaa…..sudahlahh..
Ah yang jelas aku telah terbiasa dengan keadaan seperti ini,
bukan kearah galau aku menceritakan ini, yaahh hanya intinya…
· Terbiasa dengan bangun dari mimpi yang membuatku nyaman bahkan lebih indah bahkan lebih seram dari dunia nyata· Terbiasa dengan memperlihatkan wajah ini kecermin agar dia selalu mengenaliku· Terbiasa dengan membuka hordeng dan menyapa pagi yang telah datang dikehidupanku· Terbiasa dengan menyampaikan rasa Syukurku kepada Sang pemilik Alam ini sehingga aku bisa mendapati senyuman nakal dari pagi ini· Terbiasa dengan omelan kecil yang selalu dihadiahi oleh mami jika aku telat untuk menyapa pagi· Terbiasa dengan terjatuhnya benda hitam besar itu dari tempat tidur ke kolong tempat tidur· Terbiasa dengan menyaksikan perdebatan antara hati dan otak yang tak selaras dalam satu tujuan· Terbiasa dengan kekosongan hati yang selalu melambai-lambaikan dipagi hari· Terbiasa dengan menghayal kamu meramaikan isi massage dalam hape ini· Terbiasa dengan membuka hape dengan rasa deg-degan melihat SMS dan BBM berharap itu dari kamu. Dan kecewa ketika tahu itu cuma promosi dari provider seluler.
Iyahh….
Aku telah terbiasa tanpa kamu



0 komentar:
Posting Komentar